PUJANGGA ISLAM
BAGAI SURGA
kerak rasa tak lagi tersisa
dalam lamunan yang tak pernah sirna
hanya bayangan menghantui mata
tidakkah ini hanya maya
walau sadar ini sandiwara
dalam denyut permainan cinta
tapi mengapa rasa selalu meronta
dan hati selalu bertanya
buaian asmara dalam kata tertata
tak kan sirna termakan masa
hinggap dekap dalam dada
membuat diri tak kuasa
duhai sang pujangga cinta
pesona kata bagai panah asmara
membelah jiwa menggores rasa
seakan dalam surga
dalam lamunan yang tak pernah sirna
hanya bayangan menghantui mata
tidakkah ini hanya maya
walau sadar ini sandiwara
dalam denyut permainan cinta
tapi mengapa rasa selalu meronta
dan hati selalu bertanya
buaian asmara dalam kata tertata
tak kan sirna termakan masa
hinggap dekap dalam dada
membuat diri tak kuasa
duhai sang pujangga cinta
pesona kata bagai panah asmara
membelah jiwa menggores rasa
seakan dalam surga
KERAK DUSTA
Bila duka dalam harap tak terkira
Hanya lara menggores luka didada
Tanpa batas kian membara
Hanyut dalam amarah tak terkira
Ingin diri ini menghancurkan dunia
Bila emosi membelah jiwa
Menghentak dada mengoyak raga
Terhimpit kelam bayang dalam dusta
Tak ada harapan terhampar kian sirna
Masih kah engkau berharap ada cinta
Bila jiwa terkoyak kian nestapa
Rayunan manis dari mulud berbisa
Walau engkau ucapkan sejuta cinta
Semua hanya kalimat penjerat belaka
Masihkah engkauselalu berdusta
Janji setia yang kau berikan dalam hikmah kata
Bagai embun menetes penyejuk dahaga
Walau akhirnya semua hanya kalimat dusta
Masihkah kau janjikan aku fatamorgana
Atau engkau berharap tergilas dalam alam maya.
Kini asa telah Tiada
Bagai biduk membelah raga
Tak lagi pupus jiwa walau engkau tiada
Hanya siksa rasa selalu tinggal ratap dahaga
Menanti dalam tangis bergayut dalam jiwa
Hanya kerak dusta yang kini tersisa
0 comments:
Post a Comment